Halaman
149
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Bab VI
Yesus, Sahabat, Tokoh Idola,
Putra Allah dan Juruselamat
Banyak aspek yang dapat kita dalami tentang Yesus Kristus. Dalam bab
sebelumnya, kita sudah memahami perjuangan Yesus Kristus dalam mewartakan
Kerajaan Allah. Perjuangan-Nya yang tergolong singkat (sekitar 3 tahun) ternyata
bukan perkara mudah. Ia tidak hanya berusaha memurnikan pemahaman
masyarakat tentang Kerajaan Allah yang sudah terlebih dahulu diajarkan oleh
tokoh-tokoh dan kelompok masyarakat sebelumnya; melainkan juga harus
berhadapan dengan tokoh-tokoh masyarakat dan tokoh agama Yahudi yang tidak
menyukai karya-Nya. Tokoh masyarakat dan tokoh agama Yahudi tidak hanya
membenci dan menolak kehadiran Yesus, malahan mereka berusaha menjebak
dan mempersalahkan Yesus, bahkan selalu berupaya dengan berbagai cara untuk
membunuh-Nya.
Perjuangan untuk mewartakan Kerajaan Allah dilakukan Yesus Kristus dalam
kesetiaan total kepada Bapa dan kepada manusia. Itulah sebabnya Ia juga tetap
setia menjalani sengsara sampai wafat di kayu salib. Namun, wafat Yesus Kristus
bukan akhir dari rencana Allah menyelamatkan manusia. Dengan membangkitkan
Yesus Kristus Allah memberi harapan baru tentang keselamatan manusia yang
lebih paripurna. Berkat kebangkitan dan kenaikan Yesus Kristus ke Surga, harapan
akan keselamatan kekal menjadi makin jelas, sebab Yesus tidak hanya berjanji,
melainkan sudah membuktikannya sendiri.
Tindakan Yesus Kristus dalam mewartakan Kerajaan Allah sampai wafat di
salib itu sangat mengagumkan. Oleh karenanya, Yesus Kristus pantas menjadi
sahabat dan idola hidup kita masa kini. Kekaguman kita akan bertambah, bila
kita melihat kembali kepribadian-Nya secara lebih dalam. Maka dalam bab ini
berturut-turut akan didalami topik-topik berikut:
A.
Yesus Kristus sahabat sejati dan tokoh idola
B.
Yesus Putra Allah dan Juru Selamat
150
Kelas X SMA/SMK
A.
Yesus Kristus Sahabat Sejati dan Tokoh Idola
Sulit dibayangkan orang yang hidupnya tanpa sahabat. Sebab secara kodrati
persahabatan merupakan kebutuhan setiap manusia. Tak ada manusia yang bisa
berkembang secara sempurna tanpa peran seorang sahabat. Injil Yohanes memberi
gambaran paham Yesus tentang persahabatan sejati. Yesus menyebut murid-
muridNya sahabat sekalipun banyak perbedaan di antara mereka. “Kamu adalah
sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu. Aku tidak
menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang diperbuat oleh
tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah memberitahukan
kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” (Yohanes 15:
14-15). Bahkan kepada Yudas Iskariot, salah seorang murid-Nya yang telah
mengkhianati dan menjual diri-Nya, Yesus tetap menyapa dia sahabat. “Hai
sahabat, untuk itukah engkau datang?” (Matius 26: 50). Pemahaman Yesus tentang
makna persahabatan sejati tidak sebatas kata-kata kosong. “Tidak ada kasih yang
lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-
sahabatnya” (Yohanes 15:13) Ia membuktikan sendiri melalui tindakan, dengan
rela menanggung sengsara sampai wafat di salib.
Bagi para murid-Nya, Yesus tidak hanya dirasakan sebagai sahabat. Bagi
mereka, Yesus juga adalah idola dan sekaligus model bagaimana mencapai
kepenuhan hidup sejati. Di hadapan para murid-muridNya, Yesus tampil dengan
kepribadian dan tindakan yang sedemikian memesona. Dari situ mereka belajar
hidup seperti Yesus. Hal itu dapat dibuktikan, sebab sekalipun Yesus sudah wafat,
bangkit dan naik ke Surga, mereka meneruskan gaya hidup dan kepribadian
Yesus dalam Gereja. Dengan demikian para murid maupun Gereja dulu hingga
sekarang, tidak hanya mengidolakan, dan tidak pula sekedar meniru, melainkan
meneruskan dan mengembangkannya.
Doa
Allah,Bapa Yang Mahabaik,
kami bersyukur atas Yesus Kristus, Putera-Mu
yang telah Kau anugerahkan kepada kami
dan menjadi sahabat semua orang.
Berkatilah kami, agar dengan mengenal lebih dalam akan Putera-Mu,
kami pun dapat meneladan sikap dan tindakan-Nya
dalam membangun persahabatan,
dan dalam mengembangkan diri kami. Amin
151
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
1.
Makna Persahabatan dan Sikap dalam Membangun
Persahabatan
Simaklah cerita berikut:
Cinta Sahabat
Diceritakan bahwa ada seorang Pangeran yang hendak mengunjungi
seorang sahabatnya di suatu kota, yang sedang bermusuhan dengan kotanya.
Sial bagi pangeran itu karena kemudian ia ditangkap dan dituduh sebagai
mata-mata. Hukumannya adalah hukuman mati di tiang gantungan. Sebelum
ia dihukum mati, ia memohon kepada raja di kota itu, supaya ia kembali dulu
untuk berpamitan kepada anak istrinya. Tentu saja raja menolak, siapa mau
percaya pada musuh, apalagi mata-mata. Lalu pangeran itu berkata: “Di kota
ini saya mempunyai sahabat, ia adalah seorang bangsawan. Ia akan menjadi
jaminan bagiku!”
Kemudian bangsawan itu dipanggil. Ia begitu berbahagia dapat bertemu
kembali dengan sahabatnya. Dan setelah mendengar kasus yang menimpa
sahabatnya, ia sangat rela menjadi jaminan bagi sahabatnya itu. Dengan
lantang ia berkata kepada raja: “Saya menjadi jaminan bagi sahabatku!
Apapun risikonya!”
“Apakah termasuk risiko mati digantung, kalau sahabatmu tidak kembali
pada batas waktu yang ditentukan?”
“Ya !”
Raja memberi batas waktu 30 hari. Pada hari ke 30, tepat pukul 12
pangeran itu harus sudah kembali, kalau tidak sahabatnya akan dihukum
gantung.
Hari demi hari berlalu. Pangeran itu belum juga kembali. Tetapi, pada
hari ketiga puluh menjelang jam 12 siang, bangsawan sang pangeran digiring ke
tiang gantungan. Tali gantungan dipasang pada lehernya. Tepat pada saat itu,
terlihat seseorang datang berlari-lari, menyeruak di antara kerumunan massa
sambil berteriak: “Aku sudah kembali!”. Orang itu adalah sang Pangeran. Dia
menyerbu ke tiang gantungan dan mencoba mengambil tali gantungan untuk
dipasang pada lehernya.
Namun bangsawan sahabatnya itu mempertahankan tali pada lehernya
dan berkata: “Saya sudah siap untuk mati bagimu, sahabat!”. Keduanya
terlibat dalam perebutan tali gantungan itu. Raja dan massa rakyat yang
memperhatikan peristiwa itu hanya terbengong-bengong, tidak percaya.
Akhirnya raja menyuruh algojonya memutuskan dan membuang tali
152
Kelas X SMA/SMK
gantungan itu, dan berkata kepada dua sahabat itu: “seumur hidupku saya
belum pernah mendengar dan menyaksikan suatu persahabatan yang penuh
cinta pengorbanan seperti itu. Anda berdua diampuni. Perkenankan saya
bergabung dengan Anda berdua sebagai sahabat yang ketiga”
Romo Yosef Lalu Pr, Percikan Kisah-kisah Anak Manusia, Komisi Kateketik KWI, hal 262-263
•
Setelah membaca cerita di atas, ungkapkan kesan yang menarik dari
cerita di atas!
•
Kemudian tulislah nama sahabat-sahabat kalian, alasan yang
menyebabkan persahabatan dengan orang tersebut masih berlangsung,
pengalaman yang paling berkesan dengan salah seorang sahabat.
•
Sikap-sikap yang perlu dikembangkan dan sikap-sikap yang perlu
dihindari dalam membangun persahabatan.
Tugas
Bandingkan tanggapan kalian dengan gagasan berikut:
2.
Paham Yesus Kristus Tentang Persahabatan Sejati dan
Kepribadian Yesus yang Patut Diidolakan
Baca dan renungkanlah Injil Yohanes 15:12-16
12
Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah
mengasihi kamu.
13
Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan
nyawanya untuk sahabat-sahabatnya.
14
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan
kepadamu.
15
Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang
diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku telah
memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-
Ku.
16
Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang memilih kamu. Dan
Aku telah menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan
buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam nama-Ku,
diberikan-Nya kepadamu.
153
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Sumber: https://www.google.com/search?q=Gambar+Yesus+Sang+sahabat
Gambar 6.1 Yesus sahabat sejati
Rumuskan pesan kutipan di atas. Untuk merumuskannya kalian dapat
menggunakan analisa teks berikut:
•
Perhatikan ayat 14:
“Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau kamu berbuat
apa yang Kuperintahkan kepadamu”. Bandingkan dengan perintah
Yesus pada ayat 12. Apa kesimpulanmu?
•
Perhatikan ayat 12: “..seperti Aku telah mengasihi kamu” bandingkan
dengan ayat 13. Bagaimana Yesus mengasihi?
•
Perhatikan ayat 15: “...karena Aku telah memberitahukan kepada
kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari Bapa-Ku” Apa yang
didengar Yesus yang kemudian diberitahukan kepada murid-murid-
Nya?
•
Perhatikan ayat 16: Bukan kamu yang memilih Aku, tetapi Akulah yang
memilih kamu, Apa maknanya dalam persahabatan? Dan Aku telah
menetapkan kamu, supaya kamu pergi dan menghasilkan buah dan
buahmu itu tetap, supaya apa yang kamu minta kepada Bapa dalam
nama-Ku, diberikan-Nya kepadamu. Apa maknanya?
Tugas
154
Kelas X SMA/SMK
Tindakan Yesus, dalam memperlakukan murid-Nya dan semua orang sebagai
sahabat, sangat luar biasa. Tetapi keunggulan pribadi Yesus bukan hanya itu.
Banyak kepribadian Yesus yang dapat kita gali dari Kitab Suci. Cobalah bersama
dengan teman-teman, mencari berbagai sikap/kepribadian Yesus yang patut kalian
idolakan
3.
Menghayati Teladan Yesus dalam Membangun Persahabatan
dan Pribadi Yesus Sebagai Idola
Buatlah renungan yang merupakan tanggapanmu atas pertanyaan
berikut: seandainya Yesus hidup dalam masyarakat Indonesia saat ini,
kepribadian Yesus seperti apa yang akan menonjol dalam perilaku hidupnya
sehari-hari?
Tugas
Agar kalian lebih mampu menghayati keteladanan Yesus dalam
membangun persahabatan serta keunggulan pribadi-Nya yang patut
diidolakan, masuklah dalam suasana hening untuk berefleksi
•
Anak-anakku terkasih, hari ini kita belajar memahami Yesus sebagai
teladan dalam membangun persahabatan dan kepribadianNya yang
unggul untuk kita jadikan idola
Sekarang cobalah lihat dalam pengalamanmu selama ini
dalam membangun persahabatan. Sikap-sikap apa saja yang perlu
diperbaharui dalam membangun persahabatan? Sikap dan teladan
Yesus apa saja yang ingin diterapkan?
Hening......(tulislah jawaban atas dua pertanyaan di atas)
•
Yesus adalah pribadi yang unggul yang pantas dijadikan tokoh idola
dalam mengembangkan diri
Sikap dan pribadi Yesus yang mana yang masih lemah dalam
hidupmu? Sikap dan pribadi apa yang perlu kamu temukan dalam diri
Yesus?
Hening......(tulislah jawaban atas dua pertanyaan di atas)
Refleksi
155
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Untuk dipahami
•
Yesus menyebut murid-muridNya sahabat. “
Kamu adalah sahabat-Ku, jikalau
kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu
”. Kutipan ini
hendak
mempertegas, bahwa mereka baru benar-benar disebut sahabat
bilamana
mereka saling mengasihi, sebagaimana diperintah Kristus
sendiri.
•
Bila Yesus menuntut agar mereka hidup saling mengasihi agar disebut sahabat
Dia, Yesus sendiri telah lebih dahulu mengasihi mereka. Yesus mengasihi
mereka dengan memberi mereka pengajaran, melihat tanda mukjizat yang
tidak dilihat semua orang, Yesus mendoakan mereka (bandingkan Yohanes
17), dan kelak, Yesus akan mengasihi mereka secara paripurna dan sehabis-
habisnya dengan wafat-Nya di kayu salib.
•
“
Aku tidak menyebut kamu lagi hamba, sebab hamba tidak tahu, apa yang
diperbuat oleh tuannya, tetapi Aku menyebut kamu sahabat, karena Aku
telah memberitahukan kepada kamu segala sesuatu yang telah Kudengar dari
Bapa-Ku
” Persahabatan Yesus dan para murid bukan sekedar persahabatan
biasa. Persahabatan tersebut dilandasi oleh perjuangan bersama tentang
apa yang telah di dengar Yesus dari bapa-Nya dan yang telah diberitahukan
Yesus kepada para murid-Nya, yakni perjuangan untuk mewartakan dan
mewujudkan Kerajaan Allah.
•
Sikap dan tindakan Yesus dalam persahabatan dengan para murid-Nya,
sungguh mengagumkan. Maka pantaslah Yesus juga kita jadikan sebagai
Idola dan model kita dalam memperkembangkan diri dan dalam membangun
persahabatan. Dalam kegiatan berikut kita akan mendalami sikap dan
kepribadian Yesus agar kita makin mantap mengidolakan Dia.
Doa
Mazmur 103
1
Pujilah TUHAN, hai jiwaku! Pujilah nama-Nya yang kudus, hai segenap
batinku!
2
Pujilah TUHAN, hai jiwaku, dan janganlah lupakan segala kebaikan-Nya!
3
Dia yang mengampuni segala kesalahanmu, yang menyembuhkan segala
penyakitmu,
4
Dia yang menebus hidupmu dari lobang kubur, yang memahkotai engkau
dengan kasih setia dan rahmat,
156
Kelas X SMA/SMK
5
Dia yang memuaskan hasratmu dengan kebaikan, sehingga masa mudamu
menjadi baru seperti pada burung rajawali.
6
TUHAN menjalankan keadilan dan hukum bagi segala orang yang diperas.
7
Ia telah memperkenalkan jalan-jalan-Nya kepada Musa, perbuatan-
perbuatan-Nya kepada orang Israel.
8
TUHAN adalah penyayang dan pengasih, panjang sabar dan berlimpah
kasih setia.
9
Tidak selalu Ia menuntut, dan tidak untuk selama-lamanya Ia mendendam.
10
Tidak dilakukan-Nya kepada kita setimpal dengan dosa kita, dan tidak
dibalas-Nya kepada kita setimpal dengan kesalahan kita,
11
Tetapi setinggi langit di atas bumi, demikian besarnya kasih setia-Nya atas
orang-orang yang takut akan Dia;
12
sejauh timur dari barat, demikian dijauhkan-Nya dari pada kita
pelanggaran kita.
13
Seperti bapa sayang kepada anak-anaknya, demikian TUHAN sayang
kepada orang-orang yang takut akan Dia.
14
Sebab Dia sendiri tahu apa kita, Dia ingat, bahwa kita ini debu.
15
Adapun manusia, hari-harinya seperti rumput, seperti bunga di padang
demikianlah ia berbunga;
16
apabila angin melintasinya, maka tidak ada lagi ia, dan tempatnya tidak
mengenalnya lagi.
17
Tetapi kasih setia TUHAN dari selama-lamanya sampai selama-lamanya
atas orang-orang yang takut akan Dia, dan keadilan-Nya bagi anak cucu,
18
bagi orang-orang yang berpegang pada perjanjian-Nya dan yang ingat
untuk melakukan titah-Nya.
19
TUHAN sudah menegakkan takhta-Nya di Surga dan kerajaan-Nya
berkuasa atas segala sesuatu.
20
Pujilah TUHAN, hai malaikat-malaikat-Nya, hai pahlawan-pahlawan
perkasa yang melaksanakan firman-Nya dengan mendengarkan suara
firman-Nya.
21
Pujilah TUHAN, hai segala tentara-Nya, hai pejabat-pejabat-Nya yang
melakukan kehendak-Nya.
22
Pujilah TUHAN, hai segala buatan-Nya, di segala tempat kekuasaan-Nya!
Pujilah TUHAN, hai jiwaku!
157
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
B.
Yesus Putra Allah dan Juru Selamat
Dalam masyarakat, kita mengenal adanya orang-orang yang karena sebab
tertentu memiliki gelar atau sebutan tertentu. Idealnya, orang yang memiliki gelar
tersebut, hidupnya mencerminkan kemampuan atau perilaku yang sesuai. Dalam
Kitab Suci, kita menemukan berbagai gelar yang diberikan Allah sendiri maupun
oleh Umat beriman maupun yang dinyatakan sendiri oleh Yesus terhadap diri-
Nya. Gelar-gelar itu antara lain: Mesias, Kristus, Anak Allah, Putera Allah, Firman,
Gembala, Pintu, Pokok Anggur, Kebangkitan dan Hidup, dan sebagainya. Dari
sekian banyak gelar yang dimiliki Yesus, tidak semua gelar akan diuraikan. Ada
tiga gelar Yesus, yakni gelar Yesus sebagai Tuhan, Putera Allah, dan Juru Selamat
yang cukup penting untuk dipahami. Gelar-gelar tersebut diyakini kebenarannya
berkat iman akan Yesus. Hanya mereka yang mengimani Yesus akan merasakan
makna dari gelar-gelar tersebut.
Doa
Ya, Yesus Kristus yang Baik,
Para rasul telah mewariskan kepada kami,
pengalaman dan penghayatan iman mereka akan Engkau.
Mereka mengimani Engkau sebagai Anak Allah,
sebagai Tuhan dan Juru Selamat
Curahilah kami dengan Roh Kudus-Mu
agar melalui pelajaran hari ini
kami pun dapat mengimani Engkau
dan menyatakan kebaikanMu kepada sesama kami
Amin
1.
Kebiasaan Pemberian Gelar dalam Masyarakat
Dalam masyarakat seringkali kalian menemukan tokoh-tokoh tertentu diberi
gelar tertentu pula, misalnya: ada tokoh yang diberi gelar “Bapa pembangunan”,
hakim dan jaksa sering diberi gelar “Penegak Hukum”, ada guru yang mendapat
gelar “Guru teladan”. Nelson Mandela dari Afrika Selatan semasa hidupnya oleh
pemerintah Indonesia diberi gelar “Duta Batik Internasional”. Dari gelar-gelar
yang disebut tadi, apa maknanya? Apa pengaruh gelar tersebut bagi kehidupan
orang yang menerimanya?
158
Kelas X SMA/SMK
Sekarang simaklah puisi berikut:
Litani Domba Kudus
(Oleh: W.S. Rendra)
Yesus Kecil, Domba yang Kudus
Lapangkanlah dada-Mu, ya Domba Kudus!
Yang terbantai di tengah siang
Limpahkanlah kiranya berkat-Mu bagai air!
Yang berdarah bagai anggur
Meluaplah ampun dari samudera kasih-Mu!
Yang menyala bagai kandil
Kami semua adalah milik-Mu
Duhai, daging korban yang sempurna.
Ia tempat lari segala jiwa yang papa
Ia bunga putih, keputihan dan bunga-bunga
Ia burung dara dari gading.
Ia utusan Bapa dan diri-Nya.
Ia tebing yang dipukuli arus air
Lapangkanlah dadaMu, yang Domba Kudus!
Yang disobek oleh dendam
Yang dipaku di kayu topengan dosa
Yang menggenggam duri-duri di daging-Nya
Yang ditelanjangi dan membuka hati-Nya
Yang mengampuni si penikam durjana
Yang tersungkur tiga kali dan bangkit lagi.
Yang berpeluhkan bintik-bintik darah.
Limpahkanlah kiranya berkatMu bagai air!
Raja tanpa emas tanpa permata
Raja yang dimahkotai duri
Raja yang menyusuri jalanan para miskin
Raja yang dibaptiskan pertapa dina
Raja yang membangunkan Lazarus dari kubur
Raja yang diminyaki pelacur dipalingi muka
159
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Raja yang ditampar pada pipinya
Meluaplah ampun dari samudera kasih-Mu!
Anak buah tubuh perawan dan benar perawan
Anak yang dihadapi tiga raja dari Timur
Anak yang mengucap kalimat ilahi
Anak yang putih bagai mawar putih
Anak yang menutup mata disiba bunda-Nya
Anak emas dari kawanan kijang emas
Anak penuh bunga di mata bunda-Nya
Kami semua adalah milik-Mu!
Sumber: Sang Gembala
Gambar 6.2 Yesus Gembala yang baik
Domba korban segala umat manusia
Domba yang berlutut di taman Zaitun
Domba yang dibantai dan bangkit dari kematian
160
Kelas X SMA/SMK
Domba yang duduk di kanan Bapa
Domba anak dari segala terang
Domba yang manis, domba kami semua
Lapangkanlah dada-Mu, ya Domba Kudus.
Limpahkanlah berkat-Mu bagai air
Meluaplah ampun dari samudera kasih-Mu
Kami semua adalah milik-Mu
Pengkhianat, penzinah, perampok
Pembunuh, pendusta dan pemberontak.
Lapangkanlah dadaMu, Ya Domba Kudus!
Dari sekian banyak gelar Yesus yang diberikan oleh W.S Rendra, gelar mana
yang menarik bagimu? Siapa WS Rendra itu sehingga bisa memberikan gelar-gelar
itu kepada Yesus? Apakah ada hubungan antara W.S Rendra dengan Yesus ?
2.
Gelar-Gelar Yesus dalam Kitab Suci dan Maknanya Bagi
Iman Kita
Dalam Kitab Suci, kita dapat menemukan berbagai gelar yang melekat pada
Yesus. Ada gelar yang diberikan oleh para murid sendiri, ada gelar yang dinyatakan
oleh Yesus sendiri, ada gelar yang dinyatakan oleh Bapa. Tetapi yang menarik
adalah bahwa gelar-gelar itu lebih menunjuk pada siapa sesungguhnya Yesus bagi
sesamanya. Jadi gelar tersebut, tidak sebagai pemberian yang spontan diberikan,
melainkan sesuatu yang melekat pada diri-Nya.
Bersama dengan teman dalam kelompok, coba carilah dalam Kitab
Suci gelar-gelar yang melekat pada diri Yesus itu.
Kemudian rumuskan juga: konsekuensi apa yang harus kita lakukan
bila kita mengimani Yesus dengan gelarnya itu?
Tugas Kelompok
161
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
3. Menghayati Gelar-Gelar Yesus dalam Kehidupan Sehari-hari
Untuk lebih menghayati gelar-gelar Yesus, renungkan kutipan Kitab Suci Matius
16:13-20
13
Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-
Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?”
14
Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang
mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang
dari para nabi.”
15
Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”
16
Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
17
Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan
manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di Surga.
18
Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu
karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan
menguasainya.
19
Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Surga. Apa yang kauikat di dunia
ini akan terikat di Surga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas
di Surga.”
20
Lalu Yesus melarang murid-murid-Nya supaya jangan memberitahukan
kepada siapa pun bahwa Ia Mesias.
Cermati dengan baik kutipan di atas. Perhatikan antara pertanyaan
Yesus dan jawaban para murid pada ayat 13 dan 14. Lalu bandingkan
dengan pertanyaan Yesus dan jawaban Simon Petrus pada ayat 15 dan 16.
Apa yang dapat kalian simpulkan dari perbedaan tersebut? Jawaban Simon
Petrus pada ayat 16 berdampak pada pernyataan Yesus pada ayat 17. Apa
yang dapat kalian simpulkan?
Bila Yesus masih hidup sekarang ini dan datang kepadamu, lalu
bertanya kepadamu: “Menurut kamu siapakah Aku?”. Apa jawabanmu
terhadap Yesus?
Coba sharingkan jawabanmu kepada teman-temanmu!
Tugas
162
Kelas X SMA/SMK
Untuk diingat
a.
Yesus adalah Anak Allah
•
Gelar “Anak Allah” menunjukkan
hubungan khas antara Yesus dan
Allah
. Tidak ada hubungan yang begitu erat dan mesra seperti Yesus
dan
Allah (bandingkan Yohanes 10: 30). Dalam hubungan yang erat
tersebut tetap terlihat
bahwa antara Yesus dan Bapa berbeda. Yesus tidak
sama dengan Allah Bapa.
Allah Bapa berbeda dengan Yesus sang Anak
(bandingkan Yohanes 14: 28). Anak dan
Bapa memiliki peranan yang
berbeda.
•
Hubungan antara Bapa dan Anak itu tampak dalam “
ketaatan
”. Yesus
taat sempurna terhadap Allah, Bapa-Nya (bandingkan Yohanes 4: 34).
Seluruh hidup
dan pribadi Yesus melayani dan melaksanakan kehendak
Bapa, dan semua
itu dijalankan dengan ketaatan secara total, bahkan taat
sampai mati di kayu
salib.
b.
Yesus adalah Juru Selamat
•
Yesus datang untuk menanggapi kerinduan manusia yang paling
mendalam yaitu keselamatan secara paripurna. Keselamatan itu
dinyatakan dengan pembebasan manusia dari dosa (
bdk
. Matius 1: 21)
dan mendekatkan kembali manusia kepada Allah (
bdk
. Ibrani 7: 25).
Seluruh kata dan perbuatan-Nya terarah pada upaya mendekatkan
hubungan manusia dan Allah (
bdk
. Roma 5: 10).
•
Melalui perjuangan-Nya, Yesus menyatakan bahwa keselamatan yang
diberikan Allah itu semata-mata sebagai kasih karunia Allah (
bdk
. Kisah
Para Rasul 15:11). Keselamatan yang dialami manusia bukan pertama-
tama usaha manusia, melainkan karunia kasih-Nya (
bdk
. 1Korintus 1: 21).
Walaupun demikian, Allah tetap bersikap aktif dalam mengupayakannya.
•
Keselamatan yang ditawarkan Yesus itu tetap diteruskan dalam Gereja dan
terlaksana secara sakramental. Sakramen dalam Gereja mengungkapkan
tindakan Allah yang menyelamatkan. Kedudukan Yesus sebagai Juru
Selamat sekaligus menegaskan bahwa Ia datang untuk menolong manusia
karena manusia tidak dapat menolong dirinya sendiri. Ia tampil sebagai
jalan dan sarana mencapai keselamatan yang ditawarkan Allah itu. Janji
itu pula yang menjadi kekuatan dan harapan yang pasti, bahwa pada
saatnya keselamatan itu akan dinyatakan secara penuh.
163
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Doa
Litani nama Yesus (Puji Syukur No. 208)
Tuhan, kasihanilah kami
Tuhan, kasihanilah kami
Kristus, kasihanilah kami
Kristus, kasihanilah kami
Tuhan kasihanilah kami, Kristus dengarkanlah
kami
Kristus, kabulkanlah doa
kami
Allah Bapa di surga,
Kasihanilah kami
Allah Putera Penebus dunia,
Allah Roh Kudus,
Allah Tritunggal Mahakudus,
Yesus, Hamba Allah
Yesus, Anak Daud
Yesus, Anak Manusia
Yesus, Anak Allah
Yesus, Nabi Agung
Yesus, Gembala Yang Baik
Yesus, Roti Hidup
Yesus, Terang dunia
Yesus, Pokok Anggur
Yesus, Jalan, Kebenaran dan Hidup
Yesus, Kebangkitan dan Hidup
Yesus, Hakim yang Adil,
Yesus, Anak Domba Allah,
Yesus, Pengantara,
Yesus, Imam Agung
Yesus, Anak Terkasih Bapa
Yesus, Anak Tunggal Allah
Yesus, Yang akan datang kembali
Yesus, Kegenapan janji Allah,
Yesus, Citra Allah
Yesus, Putra Sulung
Yesus, Sang Sabda
Yesus, Sungguh Allah Sungguh Manusia,
Yesus, Penyembuh ilahi
Yesus, Pintu Keselamatan,
Yesus, Penyelamat dunia,
Yesus, Raja Semesta,
164
Kelas X SMA/SMK
Yesus, Pengantin Gereja Yesus,
Yesus, Rasul Utama
Yesus, Sang terpilih
Yesus, Kristus, Sang Terurapi
Yesus, Awal dan Akhir
Yesus, Kepala Gereja
Yesus, Bintang Timur Cemerlang
Yesus, Tuhan Yang Mahakuasa
Berbelas kasihanlah kiranya,
sayangilah kami, ya Yesus
Berbelas kasihanlah kiranya,
kabulkanlah doa kami, ya
Ye s u s
Dari segala kejahatan
bebaskanlah kami, ya
Tu h an
Dari segala godaan
Dari tipu daya setan
Dari kematian kekal
Dari kelalaian akan nasihat-Mu
Berkat penjelmaan-Mu,
selamatkanlah kami, ya
Tu h an
Berkat kelahiran-Mu,
Berkat masa muda-Mu
Berkat segala karya-Mu,
Berkat segala sabda-Mu,
Berkat sengsara-Mu,
Berkat salib-Mu,
Berkat wafat dan pemakaman-Mu,
Berkat kenaikan-Mu ke Surga,
Berkat kemuliaan-Mu,
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa
dunia,
sayangilah kami
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa
dunia,
kabulkanlah doa kami
Anak Domba Allah, yang menghapus dosa
dunia,
kasihanilah kami
Yesus, dengarkanlah doa kami
Yesus, kabulkanlah doa
kami
165
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
Marilah kita berdoa. (hening)
Ya Allah, Bapa Kami,
Putera-Mu, Yesus Kristus telah bersabda:
Mintalah, maka kamu akan diberi, carilah maka kamu akan mendapat,
dan ketuklah maka pintu akan dibukakan.
Kami mohon, anugerahilah kami cinta ilahi yang kami dambakan,
agar kami mencintai Engkau dengan segenap hati, dengan segenap jiwa,
dengan segenap akal budi, dan dengan segenap kekuatan
Ya Allah, buatlah kami selalu hormat dan cinta akan nama Yesus yang suci,
karena Ia selalu membimbing orang-orang yang telah Kauikat dalam cinta kasih-
Mu.
Engkau takkan melepaskan dari pelukan cinta-Mu
orang-orang yang mengakui Engkau dalam nama Putera-Mu.
Sebab Dialah Tuhan, pengantara kami, kini dan sepanjang masa. Amin